HOME

MERAJUT ASA MENGGAPAI CITA

Minggu, 27 April 2014

AYAT-AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN

                                  “AYAT-AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN”
                                                                  BAB I
                                                        PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Islam adalah satu-satunya agama samawi yang memberikan perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Perhatian ini dibuktikan melalui turunnya wahyu pertama QS. Al-Alaq 1-5. Sebagian mufasirin menyatakan bahwa ayat tersebut sebagai proklamasi dan motivasi terhadap ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus memberikan skala prioritas yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Tanpa itu, kita akan terus diatur, dijajah, dan didekte oleh bangsa lain yang lebih tinggi kemajuan ipteknya. Dengan kemajuan iptek kita dapat mensejahterakan kehidupan umat manusia, dan mengelola alam dengan baik.
            Dalam makalah ini kami berusaha menyuguhkan beberapa ayat Al Qur’an yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, meliputi teks ayat terkait, tarjamah kosa kata, tafsir mufrodat,  asbabun nuzul/munasabah ayat, syarah ayat, pokok kandungan ayat, petunjuk yang dapat di ambil dari ayat terkait, dan kesimpulan.
       
B.     Rumusan Masalah
1)      Menjelaskan isi kandungan surat Al Alaq ayat 1-5
2)      Menjelaskan isi kandungan surat Al Ghosyiyah ayat 17-20
3)      Menjelaskan isi kandungan surat Al Imron ayat 190-191
4)      Menjelaskan isi kandungan surat At Taubah ayat 122

C.    Tujuan Penulisan Makalah
1)      Mengetahui makna kandungan surat Al Alaq ayat 1-5
2)      Mengetahui makna kandungan surat Al Ghosyiyah ayat 17-20
3)      Mengetahui makna kandungan surat Al Imron ayat 190-191
4)      Mengetahui makna kandungan surat At Taubah ayat 122

D.    Manfaat Penulisan
1)      Dapat memenuhi tugas kelompok mata kuliyah Tafsir III.
2)      Menambah wawasan terhadap ayat-ayat terkait ilmu pengetahuan.
3)      Dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

                                                                            BAB II
                                                                   PEMBAHASAN

سورة العلق                        


A.    Teks Surat Al Alaq ayat 1-5
ù&tø%$# ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ   t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ   ù&tø%$# y7š/u‘ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ   “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ   zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ  

           Artinya :     
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

B.     Tarjamah Kosa Kata
Bacalah
ù&tø%$#
Dengan Menyebut Nama Tuhanmu
ÉOó™$$Î/ y7În/u‘
Yang Menciptakan Manusia
“Ï%©!$# t,n=y{
Dari Segumpal Darah
ô`ÏB @,n=tã
Dan Tuhanmu-lah yang Maha Pemurah
y7š/u‘ur ãPtø.F{$#
Yang Mengajar
“Ï%©!$# zO¯=tæ
Dengan Qalam, Tulisan
ÉOn=s)ø9$$Î/
Dia Mengajarkan Kepada Manusia
 z`»|¡SM}$#zO¯=tæ
Apa Yang Tidak Di Ketahuinya
ó ÷Ls>÷ètƒ Os9$tB

C.    Tafsir Mufrodat
    Kata (اقْرَأْ ) terambil dari kata kerja ( قَرَأَ  ) yang pada mulanya berarti membaca, menghimpun, menelaah, mendalami, meneliti dan menyampaikan. Mustafa Al Maraghi menjelaskan dalam tafsirnya bahwa arti Iqro yaitu Allah menjadikan engkau (Muhammad SAW) bisa membaca dengan kehendak-Nya yang tadinya engkau tidak bisa membaca.
Seorang Syekh Al Azhar bernama Abdul Halim Mahmud dalam bukunya berjudul Al-Qur’an fii Syahril Qur’an menyatakan bahwasanya makna Iqro bis mirobbik adalah lambang dari semua aktivitas manusia baik aktif maupun pasif senantiasa dalam koridor (selalu dihubungkan dengan) Allah SWT. Duduknya kita karena Allah, berjalannya kita karena Allah, bekerjanya kita karena Allah, tidurnya kita karena Allah. Dan inilah yang seharusnya menjadi falsafah dalam hidup kita, bahwa semua yang kita lakukan hanyalah karena Allah.
Ayat di atas tidak menyebutkan objek bacaan, dan jibril A.S. ketika itu tidak juga membaca suatu teks tertulis, dan karena itu dalam satu riwayat dinyatakan bahwa Nabi S.A.W. bertanya : ( مَا أَقْرَأُ  ) apa yang harus saya baca ?
Huruf ( ب ) pada kata (بِاسْمِ ) ada juga yang memahaminya sebagai pernyertaan atau mulabasah, seingga dengan demikian ayat tersebut berarti “bacalah disertai dengan nama Tuhanmu”.
Ismun ada dua pengertian, asumu berarti tinggi dan asimma berarti tanda. Maksudnya adalah bahwa sebuah nama adalah sebuah tanda dan nama itu ingin selalu ditinggikan.
Rabb artinya adalah pemelihara. Wahyu pertama sampai wahyu ke delapan belas tidak pernah menggunakan kata Allah tapi menggunakan kata Robb. Surat ke sembilan belas (Al Ikhlas) baru ditemukan kata Allah untuk menjelaskan tuhan. Ahli tafsir meneliti redaksi ini dan mendapatkan jawaban bahwa ternyata orang kafir zaman dulu sudah mengenal kata Allah. Bukti tentang hal ini adalah Ayah Nabi Muhammad SAW sendiri bernama ‘Abdullah (hamba Allah), namun beliau sudah meninggal dunia sebelum Islam muncul. Namun Allah yang mereka kenal adalah tidak sesuai ajaran Al Qur’an. Menurut mereka Allah punya hubungan dengan jin (Ash Shofat:158) :
(#qè=yèy_ur ¼çmuZ÷t/ tû÷üt/ur Ïp¨YÅgø:$# $Y7|¡nS 4 ô‰s)s9ur ÏMyJÎ=tã èp¨YÅgø:$# öNåk¨XÎ) tbrçŽ|ØósßJs9 ÇÊÎÑÈ
            Artinya :
158.dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan Sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka)
     dan juga mereka mengatakan Allah punya anak-anak perempuan (Al Isro:40) :
ö/ä38xÿô¹r'sùr& Nà6š/u‘ tûüÏYt7ø9$$Î/ x‹sƒªB$#ur z`ÏB Ïps3Í´¯»n=yJø9$# $·W»tRÎ) 4 ö/ä3¯RÎ) tbqä9qà)tGs9 »wöqs% $VJŠÏàtã ÇÍÉÈ
            Artinya : 40. Maka Apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara Para malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-kata yang besar (dosanya).

Sementara itu ulama memahami kalimat bismi rabbika bukan dalam pengertian harfiahnya, sudah menjadi kebiasaan masyarakat sejak masa jahiliah mengaitkan suatu pekerjaan dengan nama sesuatu yang mereka agungkan. Itu memberi kesan yang baik atau katakanlah “berkat” terhadap pekerjaan tersebut juga untuk menunjukkan bahwa pekerjaan tadi dilakukan semata-mata karena “dia” yang namanya disebutkan tadi. Dahulu, misalnya sebelum turunnya al-Qur’an, kaum musyrikin sering berkata “bismi al-lata” dengan maksud bahwa apa yang mereka lakukan tidak kecuali demi tuhan berhala al-lata, dan bahwa mereka mengharapkan anugrah dan berkah” dari berhala tersebut.
Menurut Syaikh al-Maroghi, اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ adalah jadilah kamu orang yang bisa membaca dengan kekuasaan Allah Tuhan penciptamu dan menginginkan kamu bisa membaca walaupun sebelumnya tidak, yang sesungguhnya saat itu Nabi S.A.W. tidak bisa baca tulis, dan telah datang perintah Ketuhanan bahwa Nabi S.A.W. hendaknya bisa membaca walaupun tidak bisa menulis dan akan diturunkan kepadanya al-Quran yang akan dia baca walaupun dia tidak menulisnya. Ringkasnya adalah Allah yang telah menjadikan alam semesta mampu menjadikan Nabi S.A.W. bisa membaca walaupun tidak didahului dengan belajar.

   خَلَق   artinya menjadikan / menciptakan.  Menurut ahli tafsir, Allah menggunakan kata خَلَقَ karena menekankan kekuasaan dan keagungan Allah SWT dalam penciptaan. Berbeda dengan kata ja’ala yang digunakan untuk menekankan manfaat dari ciptaan Allah SWT.
Kata الْإِنْسَانَ artinya manusia. Menurut Quraish shihab berasal dari 3 kata, terambil dari akar kata نَوْسٌ  yakni gerak atau dinamika,  أُنْسٌ jinak dan harmonis atau dari kata نِسْيٌ yang berarti lupa. Oleh karena itu manusia haruslah dinamis, jinak, menyukai keharmonisan dan mempunyai sifat pelupa.
Makna di atas paling tidak memberikan gambaran sepintas tentang potensi atau sifat makhluk tersebut, yakni bahwa manusia memiliki sifat lupa, dan kemampuan bergerak atau melahirkan dinamika.

   عَلَقٍ    artinya segumpal darah, ‘Alaqah merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal, dalam istilah biologi di sebut zighot sebagai segumpal darah, istilah ‘Alaqah juga di sebut dalam surat Al Qiyamah ayat 38 :
§NèO tb%x. Zps)n=tæ t,n=yÜsù 3“§q|¡sù ÇÌÑÈ
        Artinya :
38. kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya.

 Kenapa Allah menggunakan periode ‘Alaqah (segumpal darah) dalam pembentukan manusia pada ayat ini? Ahli kedokteran menyebutkan bahwa empat puluh hari pertama setelah pertemuan ovum dan sperma belum menjadi segumpal darah, oleh karena itu banyak yang membantah ‘alaq diartikan sebagai segumpal darah. Quraish Shihab menyatakan al ‘alaq bisa diartikan menggantung, dan ternyata setelah diteliti diketahui bahwa setelah ovum dan sperma bertemu, akan menggantung di rahim. Urutan penciptaan manusia lebih jelas dapat dilihat dalam surat Al Mu’minun ayat 11-14 :
ô‰s)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß™ `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR ’Îû 9‘#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜ‘Z9$# Zps)n=tæ $uZø)n=y‚sù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=y‚sù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u‘$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ

Artinya :
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
   14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

   Kata الْأَكْرَمُ biasa diterjemahkan dengan yang maha atau paling pemurah atau semulia-mulia. Kata ini terambil dari kata كرم yang antara lain berarti memberikan dengan mudah dan tanpa pamrih, bernilai tinggi, terhormat, mulia, setia dan sifat kebangsawanan.
Allah menyandang sifat karim menurut imam al-Ghozali sifat ini menunjuk kepadanya yang mengandung makna antara lain bahwa : Dia yang bila berjanji menepati janjinya. Dia yang tidak rela bila ada kebutuhan yang dimohonkan kepada selain-Nya. Tidak mengabaikan siapapun yang menuju yang berlindung kepada-Nya, dan tidak membutuhkan sarana atau perantara.
   Kata الْقَلَمِ di artikan sebagai pena sebagai sarana berkomunikasi antar sesama manusia, sekalipun letaknya berjauhan. Dan ia tidak ubahnya lisan yang berbicara.
Kata qolam disini dapat berarti hasil dan penggunaan alam tersebut, yakni tulisan, ini karena bahasa, sering kali menggunkan kata yang berarti alat atau penyebab untuk menunjuk akibat atau hasil dari penyebab atau penggunaan alat tersebut.
Makna di atas dikuatkan oleh firan Allah dalam surat al-Qolam (68):
úc 4 ÉOn=s)ø9$#ur $tBur tbrãäÜó¡o„ ÇÊÈ
Artinya : 1. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis,
[1489] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
 Apalagi disebutkan dalam sekian banyak riwayat bahwa awal surat al-Qolam turun setelah akhir ayat ke lima surat al-‘Alaq. Ini berarti dari segi masa turunnya ke dua kata qolam tersebut berkaitan erat, bahwan bersambung walaupun urutan penulisannya dalam mushaf tidak demikian.

D.    Asbabun Nuzul (Munasabah Ayat)
Disebutkan dalam hadits-hadits shahih, bahwa Nabi SAW mendatangi gua Hira’ (Hira’ adalah nama gunung di Makkah) untuk tujuan beribadah selama beberapa hari, beliau kembal kepada istrinya, Siti Khadijah untuk mengambil bekal secukupnya. Hingga pada suatu hari di dalam gua, beliau dikejutkan oleh kedatangan malaikat membawa wahyu Illahi. Malaikat berkata kepadanya : “Bacalah!” beliau menjawab “Saya tidak bisa membaca”. Perawi mengatakan bahwa untuk kedua kalinya malaikat memegang nabi dan mengguncangkan badannya hingga nabi kepayahan, dan setelah itu dilepaskan. Malaikat berkata lagi kepadanya “Bacalah!” Nabi menjawab “Saya tidak bisa membaca”. Perawi mengatakan, bahwa untuk ketiga kalinya malaikat memegang nabi dan mengguncangkannya hingga beliau kepayahan. Setelah itu barulah nabi mengucapkan apa yang diucapkan oleh malaikat, yaitu surat Al-Alaq 1-5.
Para perawi hadits mengatakan bahwa Nabi SAW kembali ke rumah Khadijah dalam keadaan gemetar seraya mengatakan, “Selimuti aku, selimutilah aku!” kemudian Khadijah menyelimuti beliau hingga rasa takut beliau pun hilang. Setelah itu beliau menceritakan semuanya kepada Khadijah, kemudian Khadijah mengajak beliau menemui Waraqah Ibnu Naufal Ibnu ‘Abdi ‘I-Uzza (anak paman Khadijah), berdasarkan hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa permulaan surat ini merupakan awal ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan dan merupakan rahmat Allah pertama yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya, serta kitab pertama ditujukan keapada Rasulullah SAW.

E.     Syarah Ayat

Syarah Ayat ke 1 :
 Dalam hadis sahih riwayat Bukhari dinyatakan bahwa ke gua Hira’ suatu gua yang terletak di atas sebuah bukit pinggir kota mekah untuk berkhalwat beberapa malam. Kemudian sekembali beliau pulang mengambil bekal dari rumah isteri beliau, Khadijah, datanglah Jibril kepada beliau dan menyuruhnya membaca.
Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa sesak nafas. Jibril melepaskannya sambil berkata : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca”. Lalu dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata : “Bacalah”. Nabi menjawab : “Aku tidak bisa membaca” sehingga Nabi merasa payah, maka Jibril membacakan ayat 1 sampai ayat 5 surat Al ‘Alaq.
Lalu Nabi saw dengan gemetar dan ketakutan pulang menemui isteri beliau dan mengatakan : “Selimutilah aku ! Selimutilah aku !”. nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya. Lalu beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang terjadi, dan beliau menambahkan : “Aku sangat kuatir apa yang akan terjadi atas diriku”. Khadijah berkata : “Tak usah kuatir,  malah seharusnya engkau gembira; demi Allah sekali-kali Tuhan tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan silaturrahmi, berbicara benar, membantu orang-orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan meringankan kesulitan-kesulitan penderita”.
Kemudian Khadijah membawa Nabi saw menemui Waraqah bin Naufal (anak paman Khadijah). Waraqah bin Naufal ini adalah seorang beragama Nasrani yang masih murni. Ia banyak menulis buku yang berhasa Arab dan berbahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Khadijah berkata kepadanya : “Wahai anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu ini !”. Lalu waraqah bertanya : “Apakah yang ingin engkau ketahui wahai anak saudaraku?”. Lalu Nabi saw menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di gua Hira’. Kemudian Waraqah berkata : “Itu adalah Jibril yang pernah datang menemui Isa A.S. sekiranya saya ini seorang pemuda yang tangkas dan kiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu”, maka Nabi bertanya : “Apakah mereka akan mengusir aku?”. Jawab Waraqah : “Ya! hanya sedikit yang mengemban apa yang engkau bawa ini dan banyak yang memusuhinya, maka jika aku masih kuat hidup di waktu itu pasti aku akan membantumu sekuat-kuatnya”. Tidak lama sesudah itu Waraqah pun meninggal dunia.
Berdasarkan hadis tersebut jelaslah bahwa lima ayat pertama surat Al’Alaq ini adalah ayat-ayat Al Qur’an yang pertama kali diturunkan sebagai rahmat dan panggilan Allah yang pertama kali yang dihadapkan kepada Nabi saw.
Adapun ayat-ayat lainnya diturunkan sesudah tersiarnya berita kerasulan Nabi SAW dan sesudah Nabi mulai mengajak orang-orang beriman kepadanya. Ajakan Nabi ini pada mulanya disambut oleh sebahagian kecil orang-orang Quraisy, sedang kebanyakan mereka mengejek-ejek orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan beriman kepada agama yang di bawa Muhammad dari Tuhannya.
Allah menyuruh Nabi agar membaca, sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka dengan kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan Jibril. Dan Allah akan menurunkan kepadanya suatu Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia.
Maksudnya, bahwa Allah yang menjadikan dan menciptakan seluruh makhluk-Nya dari tidak ada kepada ada, sanggunp menjadikan Nabi Nya pandai membaca tanpa belajar.

Syarah Ayat ke 2 :
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan cara bagaimana ia menjadikan manusia; yaitu manusia sebagai makhluk yang mulia dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberinya kesanggupan untuk menguasai segala sesuatu yang ada di bumi ini serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Dan Dia berkuasa pula menjadikan insan kamil ( manusia yang sempurna ) di antara manusia, seperti Nabi saw yang pandai membaca walaupun tanpa belajar.

Syarah Ayat ke 3 :
 Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kembali Nabi Nya untuk membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ngulangi dan membiasakannya, maka seakan-akan peirntah demikian isi bacaan itu menjadi satu dengan jiwa Nabi SAW.
Nabi saw dapat membaca adalah dengan kemurahan Allah. Dia mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta kepada Nya, maka dengan limpahan karunia Nya dijadikan Nabi Nya pandai membaca. Dengan demikian hilanglah keuzuran Nabi saw yang beliau kemukakan kepada Jibril ketika menyuruh beliau membaca : “Saya tidak pandai membaca, karena saya seorang buta huruf yang tak pandai membaca dan menulis”.

Syarah Ayat ke 4 :
 Kemudian dengan ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam sebagai alat untuk menulis, sehingga tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan tempat, sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. Kalam sebagai benda pada yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi, maka apakah sulitnya bagi Allah menjadi Nabi Nya sebagai manusia pilihan Nya bisa membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.
Syarah Ayat ke 5 :
Kemudian dalam ayat ini Allah menambahkan keterangan tentang limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga kepada manusia, bahwa Allah yang manjadikan Nabi-Nya pandai membaca. Dia lah Tuhan yang mengajar manusia bermacam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya yang menyebabkan dia lebih utama dari pada binatang-binatang, sedangkan manusia pada permulaan hidupnya tidak mengetahui apa-apa. Oleh sebab itu apakah menjadi suatu keanehan bahwa Dia mengajar Nabi-Nya pandai membaca dan mengetahui bermacam-macam ilmu pengetahuan serta Nabi SAW sanggup menerimanya.
Dengan ayat-ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan. Andaikata tidak karena kalam niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik, banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama hilang, pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang-orang sekarang baik ilmu, seni dan ciptaan-ciptaan mereka.
Demikian pula tanpa pena tidak dapat diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat dan tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang yang datang sesudah mereka. Lagi pula ayat ini sebagai bukti bahwa manusia yang dijadikan dari benda mati yang tidak berbentuk dan tidak berupa dapat dijadikan Allah menjadi manusia yang sangat berguna dengan mengajarinya pandai menulis, berbicara dan mengetahui semua macam ilmu yang tidak pernah diketahuinya.

F.     Pokok Kandungan Ayat
Di dalam ayat-ayat ini (surat Al’Alaq) terdapat peringatan tentang awal mula penciptaan manusia adalah dari segumpal darah. Di antara kemurahan Allah ta’ala adalah mengajarkan kepada manusia tentang hal yang tidak mereka ketahui. Lalu Allah mengangkat derajatnya dan memuliakannya dengan ilmu. Ilmu inilah ukuran yang membedakan antara bapak manusia, Nabi Adam dengan para malaikat.
Ilmu terkadang terdapat di dalam akal pikiran, terkadang di lisan, terkadang di tulisan tangan. Akal, lisan, dan tulisan. Tulisan selalu berkaitan dengan dua hal lainnya, tidak sebaliknya.




G.    Petunjuk Yang Dapat Di Ambil Dari Ayat
a.       Ayat 1
Ayat pertama ini mengandung arti bahwa :
-   Ummat Islam harusnya pandai membaca.
-   Ummat Islam harus antusias membaca dan meneliti, mengembangkan ilmu pengetahuan.
-   Perintah membaca ini meliputi yang tersurat (Al Qur’an) maupun yang tersirat (Alam semesta).
b.      Ayat 2
Manusia di sebut dalam ayat ini, karena ia di beri kedudukan istimewa, dengan tubuh, panca indra, akal dan hati yang sempurna. ‘Alaqah adalah zigote yang sudah menempel di rahim ibu, yang secara fisik tidak ada artinya, lemah serta labil, sewaktu-waktu bisa bisa gugur dari rahim ibunya.

c.       Ayat 3
Perintah membaca ini untuk memantapkan bahwa pengetahuan yang di baca, minimal satu objek di baca dua kali, hal inipun telah di akui para ahli psikolog.

d.      Ayat 4
Allah SWT mengajar manusia dengan perantaraan baca tulis. Allah SWT menciptakan alam untuk di jadikan pena, dan memberika kemampuan kepada manusia untuk menggunakan pena tersebut.

e.       Ayat 5
Dengan adanya baca tulis, manusia berkembang ilmu pengetahuannya, agar dapat bermanfaat bagi para generasi berikutnya.

H.    kesimpulan
Ayat ini menyatakan bahwa manusia dijadikan dari segumpal darah atau menurut pendapat lain ‘alaq (sesuatu yang melekat).
Dengan ayat-ayat ini terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan. Andaikata tidak karena qalam niscaya tidak banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara dengan baik. Banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama hilang, pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang-orang sekarang baik ilmu, seni, dan penemuan-penemuan mereka.
Manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena “iqra`” haruslah dengan “bismi rabbika”, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam.
Demikian pulan dengan pena tidak dapat diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat dan tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang yang datang sesudah mereka. Ayat ini juga menjadikan bukti kekuasaan Allah yang menjadikan manusia dari benda mati yang tidak berbentuk dan berupa dapat dijadikan Allah menjadi manusia yang sangat berguna dengan mengajarinya pandai membaca dan menulis.






















سورة الغاشية

A. Teks Surat Al Ghosyiyah Ayat 17-20
Ÿxsùr& tbrãÝàYtƒ ’n<Î) È@Î/M}$# y#ø‹Ÿ2 ôMs)Î=äz ÇÊÐÈ   ’n<Î)ur Ïä!$uK¡¡9$# y#ø‹Ÿ2 ôMyèÏùâ‘ ÇÊÑÈ   ’n<Î)ur ÉA$t6Ågø:$# y#ø‹x. ôMt6ÅÁçR ÇÊÒÈ   ’n<Î)ur ÇÚö‘F{$# y#ø‹x. ôMysÏÜß™ ÇËÉÈ
Artinya:
17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan,
18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19. dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

B. Tarjamah Kosa Kata
Maka apakah mereka tidak memperhatikan
أَفَلَا يَنْظُرُوْنَ
Kepada Unta
إِلَى الإِبِلِ
Bagaimana ia di ciptakan ?
كَيْفَ خُلِقَتْ
Dan langit
وَإِلَى السَّمَاءِ
bagaimana ia di tinggikan ?
كَيْفَ رُفِغَتْ
Dan gunung-gunung
وَإِلَى الجِبَالِ
Bagaimana ia di tegakkan ?
كَيْفَ نُصِبَتْ
Dan bumi
وَإِلىَ الأَرْضِ
Bagaimana ia di hamparkan ?
كَيْفَ سُطِحَتْ


C. Tafsir Mufrodat
Penggunaan kata إلى yang di gandeng dengan kata ينظرون yaitu untuk memerintahkan untuk mendorong setiap orang melihat sampai batas akhir yang di tunjuk oleh  إلى, masing-masing dalam hal ini adalah unta, langit, pegunungan, dan bumi. Sehingga pandangan perhatian benar-benar menyeluruh, sempurna dan mantap agar dapat di tarik darinya sebanyak mungkin bukti tentang kekuasaan Allah SWT dan kehebatan ciptaan-Nya.

D. Asbabun Nuzul (Munasabah Ayat)
Menurut Mustafa al Maraghi, Surat Al Ghasyiyah turun di Makkah setelah surat Adz-Dzariyat sehinggga tergolong kelompok Surat Makiyah.
Adapun asbabun nuzul ayat ini adalah ketika turun ayat tentang siksaan neraka dan nikmat surga di awal surat Al Ghosyiyah, orang-orang kafir takjub dan menganggap aneh hal itu, maka Allah SWT menurunkan ayat lanjutannya yang menyuruh memperhatikan benda-benda di alam sekitar agar bisa memahami kebenaran akan akhirat nanti.

E. Syarah Ayat
Syarah ayat 17 :
Maka, tidakkah manusia merenungkan bagaiman menajubkannya unta yang di cptakan oleh Allah SWT. Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana Allah SWT menyempurnakan bentuk untan tersebut dan memberinya berbagai kelebihan yang tidak di miliki oleh hewan-hewan lainnya ?
      Mengenai hewan unta, terdapat fakta nyata tentang unta, unta adalah species yang berkuku genap dari Genus Cemelus (satu berpunuk tunggal – Cemelus Dromedarius, satu lagi berpunuk ganda – Cemelus Baktrianus) yang hidup di wilayah kering dan gurun di asia dan Afrika Utara. Rata-rata umur harapan hidup unta antara 30 sampai 50 tahun. Pemanfaatan unta oleh manusia telah di mulai sejak 5000 tahun yang lalu dengan di ambil susunya, dagingnya dan juga di gunakan sebagai hewan pekerja.
Yang menjadikan unta sebagai hewan “istimewa” adalah struktur tubuhnya yang tidak berpengaruh oleh kondisi alam yang paling keras sekalipun. Seperti yang kita ketahui, unta mampu hidup di padang pasir yang memiliki temperatur udara yang mampu membunuh mayoritas makhluk hidup. Tubuh unta memiliki keistimewaan yang memungkinkan dirinya dapat bertahan hidup selama berhari-hari tanpa makan dan minum, juga dapat mengangkut beban hingga ratusan kilogram.
      Tubuh unta dapat bertahan hingga pada suhu 41 derajat celcius. Lebih dari itu, unta mulai berkeringat. Penguapan yang terjadi hanya pada kulitnya, bukan pada rambutnya. Dengan cara pendinginan yang efisien itu, unta mampu menghemat air cukup banyak.

Syarah ayat 18 :
Tidakkah kalian memperhatikan dan berfikir tentang bagaimana atap yang besar ini bisa berdiri tegak tanpa penyangga sedikitpun dan tanpa kekurangan apapun ?
Dalam ayat yang lain, Allah SWT mengarahkan perhatian pada sifat langit yang sangat mnarik, Allah SWT brfirman dalam surat Al Anbiya’ ayat 32 :
$uZù=yèy_ur uä!$yJ¡¡9$# $Zÿø)y™ $Wßqàÿøt¤C ( öNèdur ô`tã $pkÉJ»tƒ#uä tbqàÊ̍÷èãB ÇÌËÈ
Artinya :
32. dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.
[959] Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
            Menurut Profesor Doktor Adnan Oktar pakar sains Islam asal Ankara-Turki yang biasa di kenal dengan sebutan Harun Yahya menuturkan, sifat langit ini telah dibuktikan dengan riset ilmiyah yang di lakukan pada abad 20. Atmosfer yang menyelimuti bumi mempunyai fungsi penting demi kesinambungan kehidupan, seraya menghancurkan banyak meteor besar dan kecil yang mendekati bumi, atmosfer mencegahnya jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
            Selain itu, atmosfer menyaring cahaya dari luar angkasa yang berbahaya bagi makhluk hidup. Uniknya, atmosfer membiarkan masuknya cahaya yang bermanfaat dan tidak berbahaya, seperti sinar ultra violet, yang hanya sebagian kecil yang di biarkan masuk oleh atmosfer, sangat penting untuk fotosintesis tumbuhan dan pertahanan hidup semua makhluk. Mayoritas sinar ultra violet yang kuat dari matahari di saring oleh lapisan ozon atmosfer dan hanya bagian terbatas dan penting dari ultra violet yang mencapai ke bumi.
Syarah ayat 19 :
Dalam ayat ini Allah SWT mengajak manusia untuk memperhatikan bagaimana gunung itu di tegakkan. Ada beberapa ayat lain yang ada kaitannya dengan gunung, seperti dalam surat An Nahl ayat 15 :
4’s+ø9r&ur ’Îû ÇÚö‘F{$# €†Å›ºuru‘ br& y‰‹ÏJs? öNà6Î/ #\»pk÷Xr&ur Wxç7ß™ur öNà6¯=yè©9 tbr߉tGöhs? ÇÊÎÈ
Artinya :
15. dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,

            Dan surat An Naba’ ayat 6-7 :
óOs9r& È@yèøgwU uÚö‘F{$# #Y‰»ygÏB ÇÏÈ   tA$t7Ågø:$#ur #YŠ$s?÷rr& ÇÐÈ
Artinya :
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,
            Ke dua ayat ini mengisyaratkan gunung sebagai pasak atau paku bumi, yang dapat menjaga keseimbangan bumi agar tidak goncang, dan telah di buktikan secara ilmiyah terdapat kesesuaian distribusi dan penyebaran gunung secara merata di persada bumi.
            Peran gunung dalam menjaga keseimbangan permukaan bumi sangat jelas sekali. Khususnya gunung yang di sebut oleh ahli geologi dengan barisan pegunungan (mountain chain), lipatan pegunungan ini tersebar di beberapa benua di dunia. Dan di bawah kulit bumi telah di temukan, bahwa lapisan kulit bumi memiliki ketebalan antara 30-60 km. Penemuan ini di peroleh melalui peralatan yang canggih seperti alat yang bernama seismograf yang mampu mengetahui bahwa semua gunung memiliki akar terhujam di lapisan bumi untuk menguatkan lapisan kulit bumi yang paling tinggi dan keras seperti fungsi sebuah pasak.
            Gunung juga bekerja sebagai penahan benua-benua dari hantaman batu-batu karang yang mengalir di bawah kulit bumi yang keras ini. Bila akar gunung yang sangat kokoh tidak ada, maka lapisan kulit bumi akan menjadi sangat lunak, sehingga tidak ada lagi keseimbangan dan kekokohannya.

Syarah ayat 20 :
Tidakkah mereka memperhatikan bagaimana bumi ini di ciptakan dan kemudian di hamparkan permukaannya untuk tempat berlangsungnya hidup manusia dan makhluk lainnya.

F. Pokok Kandungan Ayat
      Dalam kandungan ayat ini Allah SWT mengajak orang-orang yang meragukan kekuasan-Nya untuk memperhatikan alam raya. Allah SWT berfirman maka apakah mereka tidak memperhatikan bukti kuasa Allah yang terbentang di alam raya ini, antara lain kepada unta yang menjadi kendaraan dan bahan pangan mereka, bagaimana ia di ciptakan oleh Allah SWT sangat mengagumkan ?
Dan apakah mereka tidak merenungkan tentang yang demikian luas dan yang selalu mereka saksikan, bagaimana ia di tinggikan tanpa ada tiang yang menopangnya ? dan juga gunung-gunung yang demikian tegar yang mereka bisa daki, bagaimana ia bisa di tegakkan ? dan bumi tempat kediaman mereka yang tercipta bulat, bagaimana ia di hamparkan ?


G. Petunjuk Yang Dapat Di Ambil Dari Ayat
Ayat di atas dapat di tarik kesimpulan, Allah SWT mnciptakan makhluk-makhluk-Nya dengan sangat mengagumkan, untuk kita tafakuri dan tadabburi, bagaiman unta di ciptakan, langit di tinggikan, gunung di tegakkan, dan bumi di hamparkan..
kita di perintahkan untuk menggunakan potensi serta mendayagunakan akal yang telah di bekalkan untuk kita.

H. Kesimpulan
      Telah kita ketahui bersama, bahwa perbincangan sejak permulaan surat ini, bertujuan menegaskan tujuan akhirat, serta apa saja yang berkaitan dengan manusia pada hari kiamat. Tentunya di antara orang-orang yang kepada mereka ayat ini di tujukan, terdapat pula para pengingkar yang menyangkalnya. Tetapi ada pula yang mengakui kebenarannya, namun tetap dalam keadaan lalai, tidak melihat ke masa depan, tempat tujuan akhir yang mereka datangi. Maka Allah SWT ingin menegakkan hujjah-Nya terhadap mereka, serta memperingatkan mereka dengan cara-cara menarik perhatian mereka, agar bersedia mengamati kuasa-Nya yang nyata di antara mereka, terutama yang berkaitan dengan ciptaan-Nya yang dapat mereka saksikan setiap saat.
















سورة العمران

A. Teks Surat Al Imron Ayat 190-191
žcÎ) ’Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í‘$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy ’Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ   tûïÏ%©!$# tbrãä.õ‹tƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4’n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur ’Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur $uZ­/u‘ $tB |Mø)n=yz #x‹»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß™ $oYÉ)sù z>#x‹tã Í‘$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Artinya :
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

B. Tarjamah Kosa Kata
Kejadian
خَلْقِ
Dan perbedaan, pergantian
وَاخْتِلَافِ
Bagi orang-orang yang berakal
لِأُولِى الأَلْبَابِ
Berbaring
جُنُوْبِهِمْ
Maha Suci Engkau
سُبْحَانَكَ
Maka jagalah kami
فَقِنَا

C. Tafsir Mufrodat
            Kata الخلق dalam tafsir Al-Maraghy, Jilid II hal. 150 di terangkan mempunyai maksud penciptaan yang tanpa contoh, sama sekali baru. Berbeda dengan al-ja’lu, ialah menjadikan dalam pengertian memfungsikan sesuatu yang telah ada bahan dasarnya. Lain juga dengan al-fithr, ialah sesuatu yang bersifat bahan dasar atau potensi yang diciptakan sejak zaman azali.Ketiga terminologi qur’any tersebut dapat ditemukan dalam Al-Qur’an.

            Kata السموات  menurut Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arab hal. 247 adalah bentuk plural dari kata al-sama’, yang secara bahasa diartikan sesuatu yang ada diatas. Ahmad Al Baiquniy dalam Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan hal 247 mengatakan, bahwa dalam konsepsi kosmologis, langit adalah segenap benda ruang angkasa dalam sistem universe. Matahari, sejumlah planet, bulan, bintang gemintang, meteor, dan gugusan galaksi yang jaraknya dari bumi jutaan tahun cahaya, semuanya merupakan benda-benda langit.
            Kata الارض dalam Tafsir Al Maraghiy hal 153 di katakan,  ialah tempat tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup, seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
            Kata الالباب  Bentuk plural dari kata al-lub. Secara etimologis berarti saripati. Yang dimaksudkannya ialah saripati hati atau akal sempurna. Sedangkan hati yang masih kasar disebut al-qalb. Menurut bahasa, al-qalb artinya bolak-balik. Dinamai demikian karena keadaan hati sering tidak menetap (litaqallubihi). Istilah Al-Qur’an yang menunjukan kepada arti hati, selain kedua istilah diatas ialah al-fu’ad, artinya pancaran. Dinamai demikian karena hati dalam pengertian al-fu’ad merupakan pancaran dari Allah swt, sehingga apa yang terpikirkan dan dirasakan al-fu’ad tidak pernah salah.(5)

D. Asbabun Nuzul (Munasabah Ayat)
Imam At-Thabrani dan Ibnu Hatim mengeluarkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas, beliau berkata: “Orang-orang Quraisy Yahudi datang dan berkata: “Musa datang kepada kalian membawa tanda apa?” Mereka menjawab: “tongkat.” Kemudian datang orang Quraisy yang beragama Nashrani dan berkata: “bagaimana dengan Isa?” mereka menjawab: “Isa dapat menyembuhkan orang yang terkena penyakit kusta dan dapat menghidupkan yang mati”. Lalu mereka mendatangi Nabi SAW dan berkata: “Berdo’alah kepada Tuhanmu supaya menjadikan bukit shafa emas bagi kami!”, lalu Nabi berdo’a, dan turunlah ayat ini. (lihat Lubabunnuqul Fi Asbabinuzul, Hamisy Tafsir Jalalain, hal. 85).

E. Syarah Ayat
          Apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk Allah lainnya, langit dan bumi adalah ciptaan Allah yang paling besar dan paling tampak pada pandangan mata.
Demikian juga petunjuk adanya kebesaran Allah sebagai Dzat pencipta dari proses penciptaan dan kebesaran kedua makhluk tersebut, sangat jelas dan terang bagi orang yang dengan maksimal mendayagunakan akalnya. Salah satu keajaiban langit yang sampai kini masih tetap merupakan misteri di kalangan para ilmuwan adalah jumlah bintang-bintag. Dari dulu sampai kapan pun tetap akan merupakan misteri.
            Apabila manusia menggunakan potensi akalnya dengan baik, sebetulnya tidak perlu terlalu jauh memikirkan langit dan bumi yang sudah pasti tidak akan ditemukan jawaban ilmiahnya. Tetapi, marilah kita perhatikan sehelai daun pada sebuah pohon pada garis tengah daun tersebut terdapat urat besar. Dari urat besar itu bercabang lagi urat-urat kecil yang menyebar ke bagian samping kiri dan kanan daun. Lalu, setiap urat-urat kecil itu mengembangkan cabang-cabangnya yang bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang, tetapi jelas ada dan di dalamnya ada kehidupan alam daun-dauna yang tumbuh secara teratur. Siapakah yang mengatur kehidupan daun tersebut? Dialah Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui, Allah swt. Apabila makhluk daun-daun tersebut dibandingkan dengan langit dan bumi, makhluk itu seakan tidak ada dan nyaris luput dari perhatian manusia.
            Al-Imam Al-Fakhrurrozi, seorang mufassir besar dari kalangan ahl al-sunnah, menyatakan bahwa ayat alladzina yadzkuruna Allah sebagai isyarat untuk ubudiyat al-lisan, sedangkan ayat qiyaman wa qu’udan wa ‘ala junubihim isyarat untuk ubudiyat al-jawarih (ritualnya fisik), dan ayat yatafakaruna fi khalqi al-samawati wa al-ardh isyarat untuk ubudiyat al-fikr (ritualitasnya pikiran).

F. Pokok Kandungan Ayat
Kandungan ayat Dalam ayat ini yang menjadi obyek kajian hanya disebut langit dan bumi. Ini termasuk dalam kaidah dzikr al-khas wa yuradu bih al-‘am, disebutnya makhluk tertentu padahal yang dimaksud seluruh makhluk. Ini juga menunjukan bahwa kedua makhluk tersebut merupakan representasi dari seluruh makhluk Tuhan. Dengan kata lain, Ulul Albab adalah juga mereka yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna kepentingan kesejahteraan manusia.

G. Petunjuk Yang Dapat Di Ambil Dari Ayat

            Ayat di atas sangat sarat dengan ilmu pengetahauan dan memerintahkan kepada kita semua agar giat belajar dan memperdalam IPTEK. Bagaimana agar kita dapat memberdayakan kemampuan akal kita untuk mengkaji alam semesta ini, supaya kita termasuk dalam komunitas Ulul Albab, yaitu mereka yang selalu melakukan penelitian dan kajian ilmiah untuk menyingkap berbagai fenomena dan peristiwa alam.



H. Kesimpulan

Bagi umat islam yang menyadari ketertinggalan oleh umat dan bangsa lain dan menginginkan kembalinya kejayaan peradaban islam, kedua ayat 190-191 Ali Imran ini cukup menjadi pelecut semangat sekaligus modal spiritual untuk bangkit mengejar berbagai ketertinggalan yang selama ini seolah telah menjadi milik umat islam, terutama dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lahirnya fase kejayaan dan keemasan Islam dalam sejarah peradaban Islam pada masa dinasti Abasiyah, lebih disebabkan karena indikator kemajuan dalam bidang filsafat dan sain. Munculnya tokoh-tokoh filosof muslim dan saintis sekaliber Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusyd, dan lain-lain, yang pernah dilahirkan dari rahim sejarah Islam, salah satu faktornya adalah karena semangat otodidak tinggi yang didorong oleh ayat  wayatafakaruna fi kholqi al-samawati wa al-ardh.
























سورة التوبة
A. Teks Surat At Taubah Ayat 122
* $tBur šc%x. tbqãZÏB÷sßJø9$# (#rãÏÿYuŠÏ9 Zp©ù!$Ÿ2 4 Ÿwöqn=sù txÿtR `ÏB Èe@ä. 7ps%öÏù öNåk÷]ÏiB ×pxÿͬ!$sÛ (#qßg¤)xÿtGuŠÏj9 ’Îû Ç`ƒÏe$!$# (#râ‘É‹YãŠÏ9ur óOßgtBöqs% #sŒÎ) (#þqãèy_u‘ öNÍköŽs9Î) óOßg¯=yès9 šcrâ‘x‹øts† ÇÊËËÈ
Artinya :
122. tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

B. Tarjamah Kosa Kata
Mereka pergi
#rãÏÿYuŠÏ9
Semuanya
p©ù!$Ÿ2
Golongan
 ps%öÏù
Rombongan, beberapa orang
 pxÿͬ!$sÛ
Memperdalam pengetahuan
 #qßg¤)xÿtGuŠÏj9
Memberi peringatan, nasehat
#râ‘É‹YãŠÏ9ur
Takut,menjaga,hati-hati
crâ‘x‹øts†

C. Tafsir Mufrodat
      Ahmad Musthofa Al Maraghi dalam tafsirnya “Al Maraghi” memberika penafsiran cukup jelas terhadap ayat ini :
      Mengenai Jihad (perang)
Jihad (perang) hukumnya asalnya fardhu kifayah, kecuali jika Nabi SAW telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk ikut perang, atau Nabi SAW sendiri ikut terjun ke medan perang. Maka dalam hal ini hukum peperangan menjadi fardhu ‘ain.
Keitannya dengan ayat ini, bahwa perang yang terjadi adalah cukup di lakukan oleh sebagian kecil orang Islam, dan Nabi SAW sendiri tidak berangkat ke medan perang saat itu. Maka tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin berangkat seluruhnya ke medan perang, karena perang yang terjadi ini cukup di hadapi oleh sebagian kecil umat Islam.
      Menuntut ilmu Agama
     Penuntut ilmu Agama
Bagi orang-orang mukmin yang tidak beangkat ke medan perang hendaknya menuntut ilmu (belajar) bersama Nabi SAW denga memahami dam memperdalam ilmu Agama. Karena saat itu wahyu masih berlangsung turun terus kepada Nabi SAW, demikian juga Hadits yang berupa perkataan dan perbuatan selalu menjelaskan wahyu tersebut yang sifatnya masih Mujmal, sehingga bisa di ketahui hukum dan hikmahnya secara jelas.
     Tujuan menuntut ilmu
Tujuannya bukan mengejar pangkat/kedudukan, harat benda, menindas orang, tapi tujuan menuntut ilmu Agama adalah untuk membimbing kaumnya, mengajari mereka dan memberi peringatan/nasehat tentan akibat dari kebodohan dan tidak mau mengamalkan apa yang ia ketahui, denag harapan supaya mereka takut kepada Allah SWT dan berhati-hati terhadap kemaksiatan, di samping agar seluruh kaum mukmin mengetahui Agama mereka, mereka juga mampu menyebrkan dakwahnya kepada seluruh umat manusia.
     Hukum menuntut ilmu dan mengajarkannya
Dari ayat tersebut terdapat ibrah (pelajaran) tentang wajibnya pendalaman ilmu Agama dan kesediaan mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman serta memahamkan orang lain tentang Agama.         
     Keutamaan penuntut ilmu
Orang-orang yang menuntut ilmu agama, termasuk orang-orang yang beruntung dan memperoleh kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan tidak kalah tingginya dengan kalangan pejuang yang mengorbankan harta dan jiwanya dalam meninggikan kalimah Allah SWT, membela Agama dan ajarannya.

D. Asbabun Nuzul (Munasabah Ayat)
       
Surat at-taubah terdiri dari 129 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyah. Surat ini dinamakan “At-taubah” yang berarti pengampunan berhubungan kata “At-taubah” berulang kali disebut dalam surat ini. Dinamakan juga dengan “Baraah” yang berarti berlepas diri yang disini maksudnya pernyataan pemutusan perhubungan, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
Berlainan dengan surat-surat yang lain, maka pada permulaan surat ini tidak terdapat basmallah, karena surat ini adalah pernyataan perang total dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmallah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah Swt.
Surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad Saw kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Sayyidina Ali ra. Pada musim haji tahun itu juga.
Sedangkan asbabunnuzul surat at-taubah ayat 122 menjelaskan bahwa pada saat itu banyak orang-orang mukmin yang semuanya pergi untuk berperang. Hal tersebut menjadikan banyak orang-orang mukmin yang melupakan suatu kewajiban mereka dalam menuntut ilmu dan memperdalam pengetahuan agama mereka. Walaupun berperang di jalan Allah wajib karena membela negara dan agama, tetapi hendaklah ada sebagian yang ingat bahwa menuntut ilmu dan pengetahuan juga merupakan kewajiban umat muslim, dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali padanya, supaya mereka menjaga dirinya.
Oleh karena itu turunlah ayat 122 ini untuk mengingatkan  kepada kaum muslimin saat itu. Maka hendaklah ada segolongan kaum mukmin untuk memperdalam ilmu dan pengetahuan mereka tentang agama dari segolongan kaum yang pergi ke medan perang.

E. Syarah Ayat
       Ayat  Zp©ù!$Ÿ2  (#rãÏÿYuŠÏ9 tbqãZÏB÷sßJø9$اc%x.$tBur menurut  Al Maraghi adalah tidaklah patut bagi orang-orang mukmin, dan juga tidak di tuntut supaya mereka seluruhnya beramgkat menyertai setiap utusan perang yang keluar menuju medan perjuangan. Karena perang itu sebenarnya fardhu kifayah, yang apabila telah di laksanakan oleh sebagian maka gugurlah yang lain. Perang barulah menjadi fardhu ‘ain jika Nabi SAW sendiri keluar dan mengarahkan kaum muslimin menuju medan perang.
      Ayat فَلَوْ لَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِروُا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوْا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ menjelaskan tentang kenepa tidak segolongan saja ? atau sekelompok saja yang berangkat ke medan pempur dari tiap-tiap golongan muskmin, seperti penduduk suatu negeri atau suatu suku, dengan maksud supaya orang-orang mukmin ada yang dapat mendalami Agama mereka ? ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman Agama dan bersedia mengamalkannya di tempat-tempat pemukiman serta memahamkan kepada Agama sehingga mereka tidak bodoh lagi tentang hukum-hukum Agama secara umum yang wajib di ketahui oleh setiap mikmin.
Orang-orang yang beruntung, yaitu orang yang memperoleh kesempatan untuk mendalami Agama dengan maksud seperti ini. Mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT dan tidak kalah tingginya dari para pejuang yang perang di jalan Allah SWT.

F. Pokok Kandungan Ayat
v  Orang-orang mukmin sebaiknya tidak pergi semua ke hadapan nabi untuk mempelajari Agama. Sebaiknya sekelompok dari penduduk yang tinggal di desa itu pergi ke hadapan Nabi SAW untuk mendalami Agama dan setelah pulang ke desa, mereka menyeru kepada kaumnya agar mereka takut siksaan Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
v  Tidak boleh bagi orang-orang mukmin pergi semuanya ke medan perang dengan meninggalkan Nabi, tetapi sebaiknya mereka di bagi dua kelompok, yang satu kelompok pergi perang untuk menaklukkan orang-orang kafir dan yang satu kelompok bersama Nabi SAW untuk mempelajari dan mendalami ilmu Agama karena hukum0hukum syari’at itu selalu terjadi baru/tiba.




G. Petunjuk Yang Dapat Di Ambil Dari Ayat
Ayat tersebut menjelaskan  mengenai metode belajar secara langsung ( lisan ) yaitu mengahadap langsung kepada sang guru dengan jalan mendengarkan, memperhatikan, memahami yang dijelaskan oleh sang guru serta hadir di majelisnya.
Berkaitan dengan itu, Al-quran mengajak kepada semua kelompok manusia untuk mencari ilmu pengetahuan dan tafaqquh fid-din. Mengingat dan terus mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, tanpa nikmat-Nya hidup kita ini tidak akan ada artinya.
 Rasulullah Saw juga bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Tirmidzi:  مَنْ طَلَبَ العِلْمَ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ الله حَتَّى يَرْجِعَ “Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga kembali”. Yang dimaksud berangkatnya sekelompok  dari umat islam ini untuk memperdalam agama islam adalah agar mereka menghadap para ulama rabbani yang terpercaya, yaitu mereka yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya. Oleh karena itu, ilmu yang telah dimiliki harus di amalkan karena ilmu tanpa amal tidak akan manfaat ilmunya. Mereka mendekat dan menghadap  secara langsung kepada sang guru, menanyakan apa yang belum diketahui dan mendiskusikan yang diragukan.
Oleh karena itu, para Salafussaleh  mensyaratkan dalam mencari ilmu hendaklah mendatangi para ulama dan hadir dalam majlis-majlis ilmu. Belajar tidak cukup hanya dengan membaca buku-buku tanpa menghadap langsung dengan sang guru. Karena apabila ada kesalah fahaman atau kurang memahami, seorang guru akan membimbing dan meluruskan kesalahfahaman tersebut. Oleh sebab itu, ada sebuah nasihat yang terkenal dari para ulama kepada murid-muridnya, “janganlah kalian mengambil ilmu pengetahuan dari tulisan saya dan jangan membaca Al Qur’an dari mushaf saya”.

H. kesimpulan
            Oleh karena ayat ini telah menetapkan bahwa fungsi ilmu tersebut adalah untuk mencerdaskan umat, maka tidaklah dapat dibenarkan bila ada orang-orang Islam yang menuntut ilmu pengetahuannya hanya untuk mengejar pangkat dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja, apalagi untuk menggunakan ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap golongan yang belum menerima pengetahuan.


                                                                        BAB III
                                                                      PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, paling tidak terdapat beberapa point yang bisa menjadi acuan kita terkait ilmu pengetahuan serta kewajiban belajar dan mengajar. Terdapat beberapa sumber yang tentunya harus kita kaji lebih dalam lagi, karena dari sekian kitab-kitab tafsir yang sudah ada ternyata berbeda penafsirannya. Namun pada pkoknya adalah :
1.      Kewajiban manusia untuk belajar dan mengajar Agama.
2.      Ayat ini memberi anjuran kepada umat Islam agar ada sebagian dari umat Islam untuk memperdalam ilmu Agama.
3.      Pentingnya mencari dan mengamalkan ilmu Agama.
4.      Pentingnya memperdalam ilmu dan menginformasikan yang benar. Ia tidak kurang penting dari upaya mempertahankan wilayah.
5.      Jihad adakalanya lewat senjata dan adakalanya memperdalam ilmu pengetahuan dan pengertian tentang Agama.

B.     Saran
ü  Agama Islam adalah Agama yang luas, termasuk ajaran-ajaran atau metode-metode tentang pengajaran dan pendidikan, termasuk mendekatkan diri kepada Allah pun banyak jalan dan aturannya, namun pilihlah di antara jalan tersebut apa yang kita merasa cocok.
ü  Di harapkan kepada para pembaca, untuk pembuatan makalah selanjutnya, agar bisa menambah referensi yang lebih mendukung, karena dalam pembuatan makalah ini penyusun hanya menggunakan beberapa referensi saja, hal ini di karenakan keterbatasan pengetahuan dan sumber yang penyusun dapatkan.






                                                               DAFTAR PUSTAKA

1.      Ahmad Al-Musthofa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi
2.      An-Nawawi , Imam Abil Hasan Ali Ibni Ahmad Al-Wahidi, Muroh labid Tafsir
3.      Al-Wahidi An-Naisaburi, Asbabun Nuzul
4.      Ibnu Katsir al-Quraisy (Imaduddin abul Fada’ Isma’il bin Umar al-Bashry700-774H), Tasir Ibnu Katsir
5.      Ibnu Qoyim Al-Jauzi,  Buah Ilmu.
6.       Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani, Fathul Qodir
7.      M. Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah Juz Amma.
8.      Sumber bacaan yang lain.



Jumat, 25 April 2014



APA ITU : LOKAKARYA, SEMINAR, TRAINING, SIMPOSIUM, DISKUSI PANEL, RAPAT DAN KONGRES?? 

LOKAKARYA


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas : 
Lokakarya (Inggris: workshop) adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil.

Menurut artikata.com, Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yg bersangkutan dng pelaksanaan dl bidang keahliannya; sanggar kerja; ber-lo-ka-kar-ya (v) 'melakukan lokakarya'. 


SEMINAR
A. Pengertian
Seminar bisa diartikan sebuah bentuk pengajaran akademis (pembahasan masalah secara ilmiah). Baik diberikan di sebuah universitas, oleh organisasi tertentu atau diberikan oleh profesional. Kata seminar itu sendiri berasal dari kata Latin yaitu seminarum, yang artinya “tanah tempat menanam benih”.

Seminar biasanya fokus pada sebuah suatu topik tertentu yang khusus (sama seperti training), di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Namun, seminar seringkali dilaksanakan dalam bentuk dialog dengan moderator, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang formal. Kadang kala ada sesion debat dan ada kala berbagi pengalaman, walaupun topik yang dibahas adalah masalah sehari-hari. Dalam membahas masalah, tujuannya adalah mencari suatu pemecahan, oleh karena itu suatu seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan yang merupakan hasil pendapat bersama, yang kadang-kadang diikuti dengan resolusi atau rekomendasi.

Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh beberapa orang pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh sesuatu panitia penyelenggara. Pokok-pokok bahasan yang diminta oleh suatu penitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dibahas secara teoritis dan dibagi menjadi beberapa subpokok bahasan bila masalahnya sangat luas. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan suatu pandangan umum oleh orang berwenang (yang ditunjuk panitia) sehingga tujuan seminar terarah. Kemudian hadirin (massa) dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas permasalahan lebih lanjut. Tiap kelompok dapat diserahi tugas membahas suatu sub pokok bahasan untuk dibahas dalam kelompok yang biasanya juga disebut seksi/komisi, di bawah pimpinan seorang ketua komisi (kelompok). Dari hasil-hasil kelompok, disusun suatu perumusan yang merupakan suatu kesimpulan yang dirumuskan oleh suatu tim perumus yang ditunjuk.

Pembahasan dalam seminar memakan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila para pembicara tidak dapat mengendalikan diri biasanya waktu banyak dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Oleh karena itu, dibutuhkan pimpinan kelompok yang menguasai persoalan sehingga penyimpangan dari pokok persoalan dapat dicegah. Penyimpangan ini dapat diatasi bila setiap kali ketua sidang menyimpulkan hasil pembicaraan sehingga apa yang akan dibicarakan selanjutnya sudah terarah.

Pastinya, jika anda berperan sebagai peserta, anda harus siap menulis apa yang ingin anda tanyakan atau yang belum anda pahami dari apa yang dibahas oleh si pembicara. Karena memang anda harus mendapat sesuatu dan hasil, bukan? Hal ini harus anda lakukan mengingat anda sama sekali tidak akan praktek pada saat acara berlangsung.

B. Penggunaan Seminar 
Seminar akan efektif bila:
1. Tersedia waktu yang cukup untuk membahas persoalan.
2. Problema sudah dirumuskan dengan jelas.
3. Para peserta dapat diajak berfikir logis.
4. Problema memerlukan pemecahan yang sistematis.
5. Problema akan dipecahkan secara menyeluruh.
6. Pimpmnan sidang cukup terampil dalam mcnggunakan metode ini.
7. Kelompok tidak terlalu besar sehingga memungkinkan setiap peserta mengambil bagian dalam berpendapat.

C. Kelebihan dan kelemahan :
a. Kelebihan :
1. Membangkitkan pemikiran yang logis.
2. Mendorong pada analisa menyeluruh.
3. Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
4. Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta.
5. Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.

b. Kelemahan :
1. Membutuhkan banyak waktu.
2. Memerlukan pimpinan yang terampil.
3. Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
4. Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari terlebih dahulu.
5. Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.


TRAINING
Definisi/Pengertian Training
Training jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya pelatihan. Dengan definisi seperti itu sudah sangat jelas bahwa kita benar-benar akan praktek. Training bersifat “learning by doing”, dipandu oleh si pelatih dan anda praktik apa yang diajarkan. Ini bagus untuk anda yang ingin menguasai sebuah topik tertentu. Misalnya ada pelatihan bisnis online, anda akan belajar bukan sebatas teori melainkan anda juga pasti praktek. Mulai dari reserch keyword, mengetahui jumlah pesaing, membuat website, artikel marketing, branding, dll. 

Lebih rincinya, berikut adalah beberapa pengertian yang bisa anda tarik untuk sebuah acara yang di sebut training :
  • Tujuannya untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan para target / sasaran (Karyawan, Direktur, Manager, dll);
  • Obyeknya seorang atau sekelompok orang;
  • Sasarannya untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan kepada target sesuai dengan kebutuhan masing-masing (Karyawan, Direktur, Manager, dll);
  • Prosesnya mempelajari dan mempraktekkan apa yang menjadi topik sesuai dengan prosedur sehingga menjadi kebiasaan;
  • Hasilnya bisa segera terlihat karena memang langsung praktek. Sehingga ada perubahan yang memungkinkan tercipta setelah mengikuti acara training tersebut

SIMPOSIUM

A. Pengertian
Artikata.com memberikan pengertian simposium sebagai :
1. Pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama;
2. Kumpulan pendapat tentang sesuatu, terutama yang dihimpun dan diterbitkan;
3. Kumpulan konsep yang diajukan oleh beberapa orang atas permintaan suatu panitia.

Secara Umum, Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.

Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), di bawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.

B. Penggunaan Simposium
Simposium dapat digunakan :
1. Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari suatu topik tertentu.
2. Jika kelompok peserta besar.
3. Kalau kelompok membutuhkan keterampilan yang ringkas.
4. Jika ada pembicara yang memenuhi syarat (ahli dalam bidang yang disoroti).

C. Kelebihan dan Kelemahan :
a. Kelebihan :
1. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
2. Dapat mengemukakan informnasi banyak dalam waktu singkat.
3. Pergantian pembicara menambah variasi dan sorotan dari berbagai segi akan menjadi sidang lebih menarik.
4. Dapat direncanakan jauh sebelumnya.

b. Kelemahan :
1. Kurang spontanitas dan kneatifitas karena pembahas maupun penyanggah sudah ditentukan.
2. Kurang interaksi kelompok.
3. Menekankan pokok pembicaraan.
4. Agak terasa formal.
5. Kepribadian pembicara dapat menekankan materi.
6. Sulit mengadakan kontnol waktu.
7. Secara umum membatasi pendapat pembicara.
8. Membutuhkan perencanaan sebelumnya dengan hati-hati untuk menjamin jangkauan yang tepat.
9. Cenderung dipakai secara berlebihan.


DISKUSI PANEL

A. Pengertian
Panel merupakan salah satu bentuk diskusi yang sudah direncanakan tentang suatu topik di depan para pengunjung. Diskusi panel dibawakan oleb 3 - 6 orang yang dianggap ahli yang dipimpin oleh seorang moderator.

Para panelis berdiskusi sedemikian rupa, sehingga para pengunjung dapat mengikuti pembicaraan mereka. Pengunjung hanya berfungsi sebagai pendengar, oleh karena itu pengunjung yang begitu besar jumlahnya dianggap sebagai kelompok yang diajar oleh suatu regu guru. Tetapi panel tidak boleh hanya sekedar merupakan pengajaran informatif, melainkan harus dapat merangsang cara berpikir massa dengan memberikan berbagai perspektif.

Pelaksanaan panel dimulai dari perkenalan para panelis oleh moderator, kemudian disampaikan persoalan umum kepada para panelis tersebut, untuk didiskusikan. Mereka seharusnya adalah orang-orang yang pandai berbicara dengan lancar dan menarik. Moderator juga memegang penanan dalam diskusi ini, sebagai pengatur jalannya pembicaraan dengan sekali-kali menyimpulkan apa yang dikemukakan oleh para panelis. Perbedaan pendapat tidak menjadi persoalan, karena pada diskusi panel tidak perlu dicapai suatu kesatuan pendapat atau keputusan. Bahkan perbedaan pendapat itulah yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi pendengar untuk dapat berpikir lebih jauh. Pendengar tidak hanya akan menelan pesan yang sudah jadi, melainkan dapat mengikuti proses pemikiran para panelis jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai, pendengar dapat membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikannya lebih lanjut. Akan tetapi selama diskusi panel, pendengar tidak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan.

B. PENGGUNAAN PANEL
Anda dapat menggunakan panel kalau :
1. Ingin mengemukakan pandapat yang berbeda-beda.
2. Ingin memberi stimulus para pendengar akan adanya suatu persoalan yang perlu dipecahkan.
3. Ada panelis yang memenuhi syarat.
4. Pembicaraan terlalu luas untuk didiskusikan dalam kelompok itu.
5. Ingin mengajak pendengar melihat “ke dalam” tetapi tidak menginginkan tanggapan secara verbal.
6. Ada moderator yang cakap, yang dapat menguasai segala aspek dan persoalan yang dibicarakan.

C. Kelebihan dan Kelemahan :
a. Kelemahan :
1. Membangkitkan pikiran.
2. Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.
3. Mendorong ke analisis lebih lanjut.
4. Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang lain.

b. Kelebihan :
1. Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.
2. Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
3. Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.
4. Cenderung menjadi serial pidato pendek.
5. Membutuhkan persiapan yang cukup masak.


RAPAT
Pengertian
Apa yang dimaksud dengan Rapat ?
1. Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi yang bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah. 
2. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melalui musyawarah kelompok. 
3. Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat.
4. Rapat merupakan pertemuan antara para anggota di lingkungan kantor/ perusahaan/organisasi sendiri untuk membicarakan, merundingkan suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

Rapat merupakan alat/media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka dan sangat penting, diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah untuk mendapatkan mufakat melalui musyawarah untuk pengambilan keputusan. Jadi rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi dapat dirumuskan.

Walaupun rapat merupakan aktivitas yang sangat penting, namun sering kita temukan beberapa permasalahan dalam rapat, dimana kita sering mendengar adanya keluhan dari pengawai,”Apa sih, gunanya rapat?”. Artinya adanya keterpaksaan anggota organisasi untuk mengikuti rapat karena rapat dianggap tidak perlu, membuang-buang waktu.

Hal ini terjadi karena pengelolaan rapat yang kurang tepat antara lain:
1. Para anggota organisasi terlalu sering diminta mengikuti rapat tanpa dipertimbangkan, siapa yang sebenarnya dan seharusnya terlibat dalam rapat.
2. Rapat hanya dijadikan alat pembenaran ide atau kehendak pimpinan. 
3. Hasil rapat tidak pernah ditindak-lanjuti atau hanya berhenti pada tataran ide saja, tanpa pernah diusahakan untuk direalisasikan. 


KONGRES
Pengertian
Secara umum, apabila kita mendengar kata kongres, pastilah terkait dengan sebuah partai politik. Seperti Kongres Partai Demokrat, Kongres Partai Gerinda, Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan yang lainnya. Sesungguhnya apa sieh kongres itu? Apakah setiap orang bisa memberikan sebuah pengertian yang jelas tentang kongres tersebut? Belum tentu. oleh karena itu, mari coba simak pengertian kata "kongres" berikut.

Menurut artikata.com, kongres dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. pertemuan besar para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai pelbagai masalah; muktamar; rapat besar;
2. pertemuan wakil-wakil negara untuk membicarakan satu masalah;
3. (politik) dewan legislatif yg terdiri atas senat dan dewan perwakilan di Amerika Serikat, yg pd dasarnya bertugas mengawasi dan mencocokkan kegiatan pemerintah.

Jadi jelas, secara umum: Kongres adalah kumpulan orang, terutama untuk tujuan politik. 

--------------------------------------------------selesai----------------------------------------------

Sumber :
1. wikipedia.co.id
2. artikata.com
3. http://ferdy-pharm.blogspot.com
4. http://tikettraining.com
Anda mungkin juga meminati:

Diposkan oleh pande juliana di 21.31
Label: SKRIPSI
Reaksi: