HOME

MERAJUT ASA MENGGAPAI CITA

Rabu, 22 April 2015

RESUME MATA KULIAH PSIKOLOGI AGAMA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kajian psikologi tubuh manusia terdari dari dua komponen yang sangat penting dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari, komponen itu terdiri dari fisik dan psikis. Dari dua komponen itulah manusia bisa menyesuaikan dirinya pada lingkungannya, itulah salah satu ciri-ciri orang yang bisa dikatakan sehat mental. Dalam perkembangan globalisasi saat ini banyak orang yang terjebak pada perkembangan tertentu sehingga membuat mereka menjadi sakit mental tetapi mereka tidak merasakannya. Inilah fenomena yang terjadi pada masyarakat kita sekarang ini, sehingga membuat kita tidak sadar akan hal itu.
Sangat penting bagi kita untuk memperbaiki, memberikan cara ataupun mengobati bahkan memberikan terapi, dalam psikologi disebut dengan Psikoterapi untuk mengurangi hal-hal yang akan menyebabkan manusia itu tidak sehat mentalnya. Dengan memberikan terapi pada orang-orang yang tidak sehat mentalnya akan membantu mereka menjauhi hal-hal yang menyebabkan mental mereka tidak sehat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan pengertian dan penjelasan singkat tentang mata kuliyah Psikologi Agama semester VI.

C.    Tujuan Pembuatan Makalah
1.      Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan singkat tentang mata kuliyah Psikologi Agama semester VI.

D.    Menfaat Penulisan
1.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliyah Psikologi Agama.
2.      Menambah wawasan terhadap pengertian Psikologi Agama secara umum.
3.      Untuk dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Sejarah Psikologi Agama
Terdapat beberapa versi tentang sejarah perkembangan psikologi Agama, salah satunya adalah menurut pakar psikolgi Agama di Indonesia, Prof. Dr. Zakiyah Darajat. Yang secara ringkasnya adalah bahwa yang mula-mula berani mengemukakan hasil penelitiannya secara ilmiyah tentang Agama adalah Flazer dan Taylor. Mereka mengungkap berbagai macam Agama primitif dan menemukan persamaan yang sangat jelas antara berbagai bentuk peribadatan dan peribadatan pada orang-orang primitif, seperti pengorbanan karena dosa warisan, keingkaran hari berbangkit dan sebagainya. Hasil penelitian Flazer dan Taylor tersebut telah membangkitkan perhatian ahli-ahli untuk memandang Agama sebagai suatu aspek yang dapat di teliti dan di pelajari sebagaimana aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia.

B.   Pengertian Dasar Psikologi Agama
a.       Pengertian Psikologi. Kata psikolog berasal dari bahasa Yunani “psyce” yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara sederhana psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang ilmu jiwa.
b.      Pengertian Agama. Menurut Harun Nasution, Agama dalam bahasa arab artinya hukum, ikatan dan peraturan.
Dengan demikian pengertian psikologi Agama dapat di artikan sebagai ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang kehidupan manusia dalam beragama dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan Agama itu dalam kehidupan manusia pada umumnya.

C.   Lima Dimensi Keberagaman
Lima demensi keberagaman tersebut adalah :
1.      Dimensi Ideologis.
2.      Dimensi Ritual.
3.      Dimensi Konseksuensial.
4.      Dimensi Eksperiensial.
5.      Dimensi Intelektual.
D.   Metodologi Dalam Psikologi Agama dan Tradisi Penelitiannya
Metodologi dalam psikologi Agama dalam penelitiannya adalah dengan mempelajari fakta-fakta berdasarkan data yang tekumpul dan di analisis secara objektif.
Dalam melakukan penelitian psikologi Agama perlu di perhatikan beberapa hal berikut :
1.      Memiliki kemampuan dalam meneliti kehidupan dan kesadaran bathin manusia.
2.      Mengenal dengan baik masalah-masalah psikologi dan metodenya.
3.      Tidak mencampur adukkan antara fakta dengan angan-angan atau perkiraan yang bersifat hayalan.
4.      Memiliki konsep mengenai Agama serta mengetahui metodologinya.
5.      Menyadari tentang adanya perbedaan antar ilmu dengan Agama.
6.      Mampu menggunakan alat-alat yang di gunakan dalam penelitian ilmiah.

E.   Agama, Doktrin dan Aspek-Aspek Keagamaan Mengenai Pengalaman Puncak

Islam sebagai doktrin, di definisikan oleh sebagian ulama sebagai berikut : “Islam adalah wahyu yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai pedoman untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
Agama Samawi dan kebudayaan tidak saling mencakup, pada prinsipnya yang satu tidak merupakan bagian dari yang lainnya, masing-masing berdiri sendiri. Antara keduanya tentu saja dapat saling berhubungan dengan erat seperti kita saksikan dalam kehidupan manusia sehari-hari, sebagaimana pula terlihat dalam hubungan erat antara suami dan istri, yang dapat melahirkan putra, namun suami bukan bagian dari istri, demikian pula sebaliknya.


F.    Agama, Diagnosis Kejiwaan dan Kesehatan Mental
Diagnosis secara umum dapat di artikan dengan tipe kategorisasi taraf ekspert. Dalam pengertian tertentu, dalam penggunaan diagnosis, yang tepat tentunya, kita dapat segera melakukan tindakan-tindakan, sebagaimana kita lihat dalam dunia kedokteran. Dalam diagnosis kejiwaan terdapat beberapa metode :
1.      Assesment dan Diagnosis :
a.       Assessment secara umum berarti pengukuran secara sistematik terhadap faktor psikologis, biologis, dan sosial pada diri individu yang di duga mengalami gangguan psikologis.
b.      Diagnosis adalah menentukan apakah masalah tertentu yang menimpa individu.
2.      Pemeriksaan Status Kejiwaan, di antaranya meliputi :
a.       Obserfasi sistematik terhadap prilaku seseorang indifidu.
b.      Pemeriksaan status kejiwaan, meliputi 5 kategori :
Ø  Penampilan dan prilaku.
Ø  Proses berfikir.
Ø  Suasana perasaan.
Ø  Fungsi intelektual.
Ø  Sensorium.
c.       Penampilan dan prilaku yang tampak, cara berpakaian dan berpenampilan, ekspresi.
d.      Proses berpikir, kecepatan berbicara.
e.       Suasana perasaan.
f.       Fungsi intelektual, ingatan, pengukuran.
g.      Sensorium, kesadaran akan keadaan sekitar.
3.       Pemeriksaan Fisik.
4.      Assesssment Behavioral, yang intinya merupakan tindakan lanjut dari pemeriksaan status kejiwaan dengan cara melakukan observasi langsung dan formal untuk mengukur pikiran, perasaan dan prilaku individu dalam situasi atau konteks tertentu.
5.      Tes Psikologi.
6.      Diagnosis.
Kesehatan mental (mental hygiene) adalah ilmu meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani (M.Bukhori:13). Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental. Mental yang sehat tidak mudah teganggu oleh stressor (penyebab terjadinya stres), orang yang memiliki kesehatan mental berarti mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sediri, baik aspek spiritual, emosional, maupun intelektual. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman dan tentram. Dalam ilmu kedokteran di kenal dengan istilah psikosomatik (kejiwabadanan).  
Adapun ciri-ciri kesehatan mental, dapat di kelompokkan menjadi enam kelompok :
1.      Memiliki sikap bathin yang positif terhadap dirinya sendiri.
2.      Aktualisasi diri.
3.      Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang ada.
4.      Mampu berotonom terhadap diri sendiri.
5.       Memiliki persepsi objektif terhadap realitas yang ada.
6.      Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.
Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang di lakukunnya sehingga dia akan mampu mengontrol daqn mengendalikan dirinya sendiri.
Mengenai hubungan antara Agama dan kesehatan mental/kejiwaan dalam kaitannya dengan hubungan antara Agama sebagai keyakinan dan kesucian jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seorang hamba kepada sesuatu yang Maha Tinggi. Sikap pasrah serupa itu akan memberikan sikap optimis pada seseorang sehingga akan muncul perasaan positif seperti bahagia, rasa senang, puas, merasa sukses, aman.

G.  Agama dan Rasionalitas Manusia
Agama dalam pandangan umum adalah sebuah ikatan atau peraturan yang harus di pegang oleh para penganutnya. Rasional menurut kamus bahasa Indonesia artinya “menurut pikiran dan pertimbangan dengan alasan yang logis”, artinya sesuai dengan akal sehat. Kepahaman dari rasionalitas manusia adalah jangkaun akal manusia.
Dalam Agama Islam, setidaknya ada dua konsep yang dalam Islam sebagai Agama yang rasional :
1.      Konsep yang beredar di masyarakat tentang Islam yang memiliki pembenaran yang rasional atas aturan-aturannya bahkian akidahnya. Yang di maksud pembenaran rasional di sini adalah ada manfaatnya. Aturan dalam Islam pasti mengandung suatu manfaat. Dengan konsep ini, ramailah orang-orang mencari-cari apa manfaat dari satu perintah atau larangan Allah. Fenomena ini bisa kita lihat dari ramainya buku tentang manfaat shalat, wudhu, shaum di tinjau dari berbagai segi seperti kesehatan atau psikologis.
2.      Islam merupakan Agama yang rasional karena dasar-dasarnya dibangun di atas hujjah-hujjah yang dapat di buktikan dengan rasional.
Dari penjelasan di atas secara umum dapat di simpulkan, bahwa Agama dengan rasionalitas manusia sangtlah erat hubungannya, sebab konsep Islam sebagai Agama yang rasional terdapat banyak hal yang dapat di kaji dari sisi ilmiyahnya.
H.  Psikoreligius dan Psikospiritual
Psikoreligius adalah salah satu pengobatan jiwa yang menekankan pada aspek kerohaniannya, seorang dokter ahli jiwa tidak hanya melihat pasiennya dari segi fisik, psikologi dan sosial budayanya saja, tetapi juga melihat dari segi spiritualnya.
Psikospiritual adalah usaha untuk meningkatkan spiritual kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan cara membangkitkan aktivitas ibadah kepada-Nya.

I.      Konversi Agama
Konversi Agama secara umum dapat di artikan dengan berubah Agama ataupun masuk suatu Agama. Konversi menurut bahasa berarti pindah, berubah (agama). Sedangkan menurut istilah salah satu pakar psikolog Max Heirich adalah suatu tindakan di mana seseorang atau sekelompok orang masuk atau bepindah ke suatu sistem kepercayaan atau prilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.
Terdapatdua faktor yang menyebabkan terjadinya konversi Agama, yaitu faktor intern  dan faktor ekstern.
a.       Faktor intern meliputi :
1.      Faktor  Kepribadian.
2.      Faktor  Pembawaan.
b.      Faktor ekstern meliputi :
1.      Faktor  keluarga.
2.      Faktor  lingkungan.
3.      Perubahan status (seperti perceraian, di keluarkan dari sekolah, perubahan pekerjaan dll.)
4.      Kemiskinan.
Konversi Agama secara umum dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :
a.       Konversi internal, seperti ketika seseorang pindah dari madzhab tertentu ke madzhab yang lain.
b.      Konversi eksternal, seperti ada seseorang pindah dari Agama satu ke Agama yang lain.
J.     Agama dan Perubahan Sosial
Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia baik pada per orang maupun masyarakat luas. Salah satu contoh fungsi Agama dalam masyarakat antara lain :
1.      Berfungsi edukatif, artinya para penganut suatu Agama berpendapat bahwa ajaran Agama yang mereka anut memberikan ajaran-ajaran yang harus di patuhi.
2.      Berfungsi penyelamat, artinya keselamatan yang di berikan oleh Agama kepada penganutnya adalah meliputi dua alam, yaitu dunia dan akhirat.
3.      Berfungsi sebagai pendamaian, artinya melalui Agama, orang yang bersalah/berdosa dapat mencapai kedamaian bathin melalui tuntunan Agama.
4.      Berfungsi sebagai Social Control, artinya ajaran Agama oleh penganutnya di anggap sebagai norma. Sehingga dalam hal ini, Agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara indifidu maupun kelompok.
5.      Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas.
6.      Berfungsi Transformatif, artinya ajaran Agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang/kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran yang di anutnya.
7.      Berfungsi Kreatif, artinya ajaran Agama mengajak penganutnya untuk bekerja produktif, bukan saja untuk kepentingan pribadinya, tapi untuk kepentingan orang lain.
8.      Berfungsi Sublimatif, artinya ajaran Agama menfokuskan segala usaha manusia, bukan saja yang besifat ukhrowi, tapi juga yang bersifat duniawi.







BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari penjelasan secara singkat di atas secara umum dapat di tarik kesimpulan bahwa Psikologi Agama merupakan suatu pengetahuan untuk mengetahui gejala-gejala watak dan jiwa manusia, dan hal ini sangat penting untuk kita ketahui, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang tidak dapat dapat hidup sendiri.

B.   Saran
Ø  Agama Islam adalah Agama yang luas, termasuk ajaran-ajaran atau metode-metode tentang Psikoreligius dan Psikospiritual, termasuk mendekatkan diri kepada Allah pun banyak jalan dan aturannya, namun pilihlah di antara jalan tersebut apa yang kita merasa cocok.
Ø  Di harapkan kepada para pembaca, untuk pembuatan makalah selanjutnya, agar bisa menambah referensi yang lebih mendukung, karena dalam pembuatan makalah ini penyusun hanya menggunakan beberapa referensi saja, hal ini di karenakan keterbatasan sumber yang penyusun dapatkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar